Kam. Sep 12th, 2024

Jakarta – Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dan Densus 88 gelar silaturahmi dengan para Ta’mir Masjid dan Mushalla untuk perkuat Islam Wasathiyah.

“Acara ini sangat penting dan strategis, karena Kemenag Jakarta Selatan merupakan satu-satunya Kemenag tingkat kota dan kabupaten di Indonesia yang menjalin hubungan erat dengan Densus 88 serta bekerja sama dalam upaya pencegahan tindak Intoleransi, Radikalisasi, Ekstremis dan Terorisme,” kata Kepala Kankemenag Jakarta Selatan, M. Yunus Hasyim, di Jakarta, Kamis (15/8/2024).

Kasubdit Kontra Narasi Densus 88, AKBP Moh. Dofir menyampaikan peran strategis para Ta’mir Masjid, Mushalla, Da’i , Khatib dan Penyuluh dalam menyuarakan anti kekerasan, terpenting juga pendekatan hati dalam setiap kegiatan penanggulangan berbagai bentuk tindak intoleransi di tengah-tengah umat beragama.

“Basis terdepan dalam pencegahan tindak intoleransi dan terorisme adalah penyuluh, da’i, dan khatib. Terorisme tidak merujuk pada satu agama tertentu, dan radikalisme bisa muncul di semua agama,” tegas Dofir.

Peneliti MUI Pusat, Rida Hesti Ratnasari, juga memperkuat pentingnya mendeteksi dan mencegah pemahaman radikal sejak dini. Bila paham-paham radikal tidak terdeteksi baik oleh pemerintah maupun lingkungan, maka akan berkembang dan membahayakan lingkungan dan NKRI.

“Kami menitipkan pesan agar Bapak dan Ibu penyuluh serta dai-dai sekalian dapat mencegah penyebaran paham radikal sejak dini. Radikalisme biasanya dimulai dengan memasuki komunitas-komunitas kecil hingga berniat mengubah NKRI secara menyeluruh,” terang Rida.

Mewakili para Ta’mir, Sekjen Forum Silaturrahmi Ta’mir Masjid dan Mushalla, Anas Kurdi memberikan perspektif mengenai pentingnya menghargai perbedaan, bahkan perbedaan yang ada dalam praktik ibadah sekalipun.

“Kita harus menghargai perbedaan tersebut selama perbedaan itu masih dalam koridor Islam. Penghargaan terhadap perbedaan ini merupakan bagian penting dari menjaga keharmonisan dan kedamaian dalam masyarakat,” kata Anas.

Helat dengan tema Penguatan Islam Wasathiyah untuk Mewujudkan Indonesia yang Damai ini diakhiri dengan doa untuk mewujudkan Indonesia yang damai dan harmonis. (Riski)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *